Pengelolaan Keuangan

Gagal menabung? Jangan Jangan Ada Yang Salah Dengan Pengelolaan Keuanganmu

Apakah benar menabung itu susah? Yang susah dari menabung itu bukan bagian menyimpan uangnya, yang susah itu adalah mempertahankan saldo yang sudah masuk ke tabungannya. Betul, atau betul?

Banyak sekali nih yang sering mengalami situasi ini, sudah berusaha menyisihkan uang di awal menerima gaji atau pendapatan, untuk kemudian dialokasikan sebagai tabungan, eh ternyata di pertengahan bulan terpaksa ditarik lagi dari rekening. Padahal ini adalah pelaksanaan dari salah satu tips menabung, yaitu disisihkan, bukan disisakan. Tapi kok belum berhasil juga ya? Mungkin ada hal yang perlu Anda lakukan sebelum melanjutkan menabung.

#Lakukan Ini Sebelum Menabung

Tahap pertama yang dapat dilakukan adalah memeriksa lagi arus kas. Prosesnya adalah dengan menghitung kembali, apakah setelah pendapatan dikurangi belanja, masih ada kelebihannya. Jangan-jangan selama ini memang besar pasak daripada tiang, alias belanjanya lebih besar daripada pendapatannya. Wah bahaya ini.

Coba cek dan ricek lagi tentang Piramida Perencanaan Keuangan.

Jadi sebenarnya, dalam piramida perencanaan keuangan di atas, menabung untuk tujuan keuangan tertentu merupakan layer ketiga. Posisinya ada di tengah-tengah piramida. Kalau kita melihat piramida, tentu dong, piramida yang kokoh adalah piramida yang pondasinya kuat. Pondasi dalam piramida perencanaan keuangan ini adalah arus kas, pengelolaan utang dan mempersiapkan dana darurat.

#Kelola Arus Kas

Tugas pertama kita adalah mengelola arus kas agar dapat bernilai positif, maksudnya adalah pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi oleh belanja konsumsi, maka hasilnya lebih dari nol.

Dalam e-book berjudul Perencanaan Keuangan yang diterbitkan oleh OJK, disarankan untuk setiap pribadi dan keluarga memiliki laporan arus kas, yaitu pencatatan seluruh uang masuk dan uang keluar setiap harinya sehingga diperoleh kesimpulan bagaimana posisi kas setiap bulannya. Jika posisi kas bernilai positif, maka kelebihan inilah yang kemudian bisa dialokasikan ke pos lainnya.

Apakah artinya sudah bisa menabung? Eits tunggu dulu. Setelah arus kas dipastikan positif, langkah selanjutnya adalah merencanakan pembayaran utang. Buatlah daftar utang yang dimiliki, catat besaran kewajiban yang harus dibayar, lalu siapkan rencana pembayaran. Untuk mencapai keuangan yang sehat, maka jagalah agar pembayaran utang bulanan tidak lebih dari 30% dari pendapatanmu.

Belum beranjak dari layer 1, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan dana darurat. Dana darurat, menurut situs www.djkn.kemenkeu.go.id, merupakan dana yang sengaja dipersiapkan untuk disimpan sebagai bentuk antisipasi dan dapat digunakan ketika peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diantisipasi atau tidak diharapkan terjadi.

Secara umum, dana darurat yang ideal adalah sebesar 3-12 kali pengeluaran rutin bulanan. Perhitungannya akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap individu atau keluarga.

Sampai sini, pengelolaan layer 1 sudah bisa dianggap lengkap. Sudah cukup kokoh sebagai pondasi.

Apakah artinya sudah bisa menabung? Tenang, tarik napas dulu, karena masih ada layer kedua. Di layer kedua ini, merupakan aspek pengamanan keuanganmu, yang dikenal dengan Manajemen Risiko.

#Manajemen Risiko

Berbeda dengan dana darurat yang sebenarnya adalah uang pribadi yang disiapkan untuk situasi yang tidak diinginkan, pada layer manajemen risiko ini, kita melibatkan pihak lain untuk berjaga-jaga terhadap situasi-situasi tertentu yang tidak kita inginkan, namun ada kemungkinan terjadi.

Di layer ini, diantaranya kita melibatkan pihak asuransi, untuk situasi seperti sakit, mulai dari sakit biasa sampai sakit kritis, kecelakaan bahkan kematian.

Kejadian yang dimaksud memang belum tentu terjadi dan belum diketahui kapan terjadinya, tapi ada kemungkinan kejadian tersebut bisa terjadi dan jika pun terjadi, maka secara finansial, kita akan menghadapi kejadian tersebut dengan melibatkan pihak luar untuk turut serta terlibat secara keuangan. Sehingga, tidak perlu terlalu banyak dana yang ditanggung dari kantong pribadi.

Kalau sudah berhasil mempersiapkan, bahkan melaksanakan segala kebutuhan dana di layer 1 dan layer 2 pada piramida perencanaan keuangan ini, yeay, kita patut merayakannya karena pada titik ini, posisi keuangan kita adalah keuangan aman.

Pertanyaan selanjutnya, apakah setelah merencanakan dan mulai merealisasikan pembayaran utang, dana darurat dan asuransi sebagai manajemen risiko, dana dari pendapatan yang kita miliki masih tersedia? Jika masih ada dana lebihnya, selamat, inilah dana yang sebenarnya tersedia untuk dialokasikan sebagai tabungan.

Nominal inilah yang besar kemungkinannya akan aman di saldo rekeningmu, yang pada akhirnya dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan tabungan yang sudah Anda tetapkan. Idealnya dana untuk tabungan setidaknya 10% dari total pendapatan. Misalnya pendapatan Anda Rp7 juta, maka bisa mencoba mulai menyisihkan Rp700.000 setiap bulannya. Kalau Anda sudah melakukan pencatatan, maka Anda bisa mengevaluasi kembali, apakah masih ada post pengeluaran yang bisa ditekan jumlahnya alias melakukan penghematan. Jika memang sudah tidak ada lagi yang bisa dihemat, maka patut dipertimbangkan, apakah masih ada peluang untuk meningkatkan pendapatan.

Sumber: